PLACES

Lawang Sewu

Terletak di komplek Tugumuda, dahulu merupakan gedung megah bergaya art deco, yang digunakan Belanda sebagai kantor pusat kereta api (trem), atau lebih dikenal dengan Nederlandsch Indische Spoorweg Maschaappij (NIS). Bangunan karya arsitek Belanda Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J Queendag menurut catatan sejarah dibangun tahun 1903, kemudian diresmikan pada tanggal 1 Juli 1907. Masyarakat Semarang lebih mengenal gedung ini dengan Sebutan Gedung Lawang Sewu, mengingat gedung ini memiliki jumlah pintu dalam jumlah banyak, yang dalam bahasa jawa Lawang Sewu yaitu Lawang berarti pintu dan Sewu berarti seribu.

lawang sewu
photo by badroe zaman via flickr

Dalam perkembangannya setelah kemerdekaan digunakan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) atau sekarang PT. Kereta Api Indonesia. Kemudian untuk kepentingan militer, yaitu sebagai kantor KODAM IV Diponegoro (yang kini dipusatkan di Watu Gong), dan terakhir digunakan sebagai Kantor Wilayah Departemen Perhubungan Jawa Tengah. Saat ini gedung yang masuk dalam 102 bangunan kuno atau bersejarah di kota Semarang digunakan sebagai objek wisata dengan fasilitas berupa peninggalan arsitek bangunan kuno dan antik, ada ruang bawah tanah dan menara informasi, sering pula digunakan sebagai tempat pameran dalam even-even tertentu. Dan tahun 2009 digunakan lagi sebagai kantor Kereta Api Indonesia sekaligus tempat wisata.

Located in Tugu Muda complex, long ago was big building with art deco style by Hollander as trains station (trem), or known as Nederland’s Indische Spoorweg Maschaappij (NIS). It’s created by Holland architect Prof.Jacob F.Klinkhamer and B.J.Queendag on history records was build on 1903, then legitimate on July 1st of 1907. Semarang citizen known this building has a thousand doors or more, that’s in Javanese, means Lawang Sewu. Lawang means door and sewu means thousand.
On the expansion after independence it’s used as Djawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) or known as PT. Kereta Api Indonesia. Also for military importance, that is a KODAM IV Diponegoro office (the main center now is in Watu Gong), and last been used as Center Java District Communication Departement, on present this building are ins on 102 old fashioned building or historical in Semarang that used as a tour object with historical relic facilities the old fashioned and antique architecture building in Semarang, there’s a basement and information tower, where often used as an exhibition in certain events.

Simpang Lima

simpang lima
photo by ramadhania p. via ngadem

Salah satu tempat yang menjadi ciri khas kota Semarang adalah Simpang Lima. Tempat ini merupakan alun-alun yang berada di tengah-tengah persimpangan Jl. Pandanaran di sebelah Barat, Jl. Ahmad Yani di sebelah Timur, Jl. Gadjah Mada dan Jl. Pahlawan, sementara di sebelah Timur Laut ada Jl. KH, Ahmad Dahlan. Berkembangnya fungsi Simpang Lima menjadi alun-alun merupakan saran Presiden pertama Republik Indonesia yang menyarankan pengadaan alun-alun di Semarang sebagai ganti dari Kanjengan (alun-alun lama).

Selain sebagai pusat Kota, Simpang Lima juga merupakan pusat perbelanjaan karena telah menjadi pusat pertokoan, banyak mal dan pusat akomodasi. Simpang Lima merupakan tempat untuk upacara resmi dan juga menjadi tempat berlangsungnya pertunjukan, tempat rekreasi, bahkan sebagai pasar tiban pada waktu-waktu tertentu. Berbagai jenis makanan baik makanan berat maupun makanan ringan dijual dengan gaya lesehan mengambil tempat sekitar trotoar dan sekitar alun-alun. Sementara itu, souvenir, alat sekolah sampai alat rumah tangga, sandal sampai hiasan rambut juga dijual disini.

One of the places that become the special characteristic of Semarang city was Simpang Lima. This place was constitute of town square that placed in the middle of intersection on the west side of Pandanaran Street, A.Yani street on the east side, Gajah Mada and Pahlawan streets, and on the east coast there is KH. Ahmad Dahlan street. The functional of Simpang Lima was increasing become town square of suggestion from Indonesiant 1st President that town square in Semarang was replacing the old Kanjengan (old town square).

Beside the center of the city, Simpang Lima also a shopping center because Semarang was transform a center of Dept Store and Accomodations Center. Simpang Lima is a place for formal ceremonial and also place to held a show or exhibition, recreation, evem as Tiban’s market on special days. Any kinds of foods, light foods and heavy foods are sold with traditional ways, use a side walk and around town square. Meanwhile, souvenirs, schools equipment till house equipment, sleepers till hair merchandise also there.

Pusat Oleh-Oleh Pandanaran

photo via tripadvisor
photo via tripadvisor

Masyarakat yang ingin membeli makanan dan oleh-oleh khas Semarang bisa datang di sepanjang Jalan Pandanaran. Bagi para wisatawan yang datang atau melewati Kota Semarang rasanya kurang lengkap jika tidak mampir di pusat Jajan Pandanaran untuk membeli oleh-oleh. Di tempat ini tersedia: Bandeng duri lunak, Wingko babat, Lumpia, Otak-otak, Moci, cinderamata dan aneka jajan lainnya. Oleh-oleh yang dijual di toko-toko sepanjang jalan pandanaran selain dijamin higienis, kualitas terjaga, dan harga tercantum.

The society that wants to buy a foods and gift from Semarang specialyty they can visit a long Pandanaran Street. For tourist that visit Semarang not complete if not visit Pandanaran Shopping center to buy a food gift. Available here are Bandeng Duri Lunak, Wingkobabat, Lumpia, Otak-otak, Moci, souvenir are hygienic, good quality and with price tag on it.

Kota Tua/Old Town

photo by danang k.w. via flickr
photo by danang k.w. via flickr

Semarang telah menjadi kota strategis di pesisir Utara Pulau Jawa, sejak penjajahan Belanda baik sebagai kota perdagangan maupun ibukota pemerintahan Kolonial Belanda. Peninggalan Belanda berupa gedung-gedung tua di sudut kota masih tetap berdiri kokoh hingga sekarang. Diantaranya ada yang difungsikan sebagai hotel, rumah tinggal, dan perkantoran perusahaan jawatan. Di sekitar Johar, gedung-gedung tua tersebut jumlahnya cukup banyak hingga disebut kawasan Kota Lama. Antara lai Gereja Blenduk, Stasiun Kereta Api Tawang, Gereja Gedangan, Nilmij, Taman Sri Gunting, Marba, Marabunta dan De Spiegel. Kawasan kota lama telah direvitalisasi dan dijadikan kawasan cagar budaya. Bangunan-bangunan kuno yang ada dilindungi. Agar kawasan ini tidak banjir dan rob air laut, Pemerintah Kota Semarang telah membangun kolam retensi tawang yang berfungsi sebagai polder pengendali banjir. Di kawasan ini wisatawan dapat menyaksikan peninggalan pusat perdagangan pusat perdagangan pada jaman dulu. Terletak di Jalan Letjen Soeprapto kurang lebih 3 Km dari arah Timur, dibuka untuk umum setiap hari.

Semarang was strategically place on north side coastal area of Java Island. Either as a trader city or main town government of Holland colonial since Holland colonized. Hollander relic was old buildings on every comers of the city that still exist until now. Some of was used as Hotels, house and company office area. Around Johar there are a several old buildings so it’s called as an old town area. Beside that there’s Blenduk church, Tawang train station, Gedangan church, Nilmij, Sri Gunting park, Marba, M
arabunta and De Spiegel. The old town been revitalized and become cultural area. Old buildings were protecting. In order to make this area far from flood and over flow, flood controller. In this area tourist could see the relic of the old Trade center. It’s located in Letjend Soeprapto street less than 3 Km from east side, and daily open for publics.

Gereja Blenduk

photo by danang k.w. via flickr
photo by danang k.w. via flickr

Terletak di jalan Letjen Suprapto No. 32 merupakan bangunan yang memiliki gaya arsitektur Phantheon didirikan pada tahun 1753 sehingga gereja pertama di Semarang dan dipugar tahun 1894 oleh arsitek Belanda bernama HPA de Wilde dan Westmaas. Disebut Gereja Blenduk karena bentuk kubahnya yang seperti irisan bola, sehingga orang mengatakan “mblenduk”. Bangunannya berbentuk segi delapan beraturan (hexagonal) dengan keunikan interiornya. Sebagai salah satu bangunan kuno di lingkungan Kota Lama yang banyak dikunjungi wisatawan dan sampai sekarang merupakan tempat ibadah.

This church was Located onLetjend Soeprapto 32nd street. The building was a 1st church that has an Patheon architecture style that built on 1753 and re-built on 1984 by Holland architect name HPA de Wilde and Westmaas. It’s called Blenduk because the vault looks lika a half piece of ball. So people said “Mblenduk”. The structural was hexagonal shape with the unique interior. As one of the old structured in old ton area, The church still become one of the best place to visit and still used as a for pray.

Semawis/China Town

photo by julius s. via mapio
photo by julius s. via mapio

Di kawasan pecinan ini terdapat warung semawis yang lokasinya di Jalan Gang Warung kelurahan Kranggan kecamatan Semarang Tengah. Disini terdapat deretan warung kaki lima yang menjual aneka makanan yang dikenal paling enak di Semarang dengan nuansa oriental yang sangat kental, tersedia berbagai menu makanan seperti nasi tela, bakmi jowo, aneka masakan oriental khas Gang Warung, es marem, soto, aneka bubur, sate, ayam goreng, dll. Warung Semawis buka hari Jumat, Sabtu, Minggu pukul 17.00 sampai dini hari.
Di kawasan ini juga terdapat pasar yang mempunyai keunikan dibanding pasar-pasar lainnya, namanya pasar gang baru karena lokasinya disepanjang gang baru. Walaupun tidak terlalu besar, tetapi pasar ini saling berbaur dari etnis Jawa dan Cina.

In China town there’s Semawis food stail that located on Gang Waru Street, Kranggan District and Center Semarang Sub-district. There are series or lines of food stail known for delicious foods in Semarang with oriental nuance that sell various foods, such as Nasi Tela, Bakmi Jowo, any oriental Gang Warung foods, Es Marem, Soto, various of porridge, Sate, Ayam Goreng, etc. Semawis stall open every Friday, Saturday, and Sunday on 07.00 PM-late.
In this area also be found a market that has uniqueness than other markets. Gang Baru Market named because located a long Gang Baru street. Although not to large and big, but Gang Baru market was complete. Gang Baru market also become a center of ethnic acculturation. The traders are from Chinese and Java.

Sam Poo Kong

photo by evolva via flickr
photo by evolva via flickr

Dibangun oleh seorang dari Tiongkok bernama Sam Poo Tay Dijen dalam lawatannya ke Semarang. Klenteng ini memberikan inspirasi bagi berkembangnya berbagai legenda mengenai Kota Semarang. Tiap tahunnya bertepatan tanggal 29 Lak Gwee penanggalan Tionghoa, diadakan upacara ritual memperingati ulang tahun Sam Poo Tay Dijen. Diawali dengan pawai dari Klenteng Tay Kak Sie gang Lombok menuju Klenteng Sam Poo Kong. Terletak di jalan Simongan 129 kurang lebih 2 Km dari Tugu Muda ke arah Barat Daya, dibuka untuk umum setiap saat selama 24 jam penuh.

Sam Poo Kong was built by Chinese man name Sam Poo Tay Dijen on his visit to Semarang. This Pagoda gave inspiration to several legends in Semarang. Every years on 29th Lak Gwee the Chinese calendar, was held a ritual ceremony to celebrate Sam Poo Tay Dijen Birth day. The ceremony was begins wirh parade from Tay Kak Sie Gang Lombok Pagoda to Sam Poo Kong Pagoda. The location is on Simongan 129th street, not less than 2 Km to West side from Tugu Muda. Daily open for public 24 hours.

EVENTS

Dugderan

Dugderan adalah sebuah upacara yang menandai bahwa bulan puasa telah datang, dulu dugderan merupakan sarana informasi Pemerintah Kota Semarang kepada masyarakatnya tentang datangnya Bulan Ramadhan. Dugderan dilaksanakan tepat 1 hari sebelum Bulan Puasa. Kata Dugder, diambil dari perpaduan bunyi dugdug, dan bunyi meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan derr. Kegiatan ini meliputi pasar rakyat yang dimulai sepekan sebelum Dugderan, karnaval yang diikuti pasukan pakaian adat “BHINNEKA TUNGGAL IKA”, Meriam, Warak Ngendhog dan berbagai potensi kesenian yang ada di Kota Semarang.
Ciri khas acara ini adalah Warak Ngendhog sejenis binatang rekaan yang bertubuh kambing berkepala naga kulit sisik emas, visualisasi Warak Ngendhog dibuat dari kertas warna-warni. Acara ini dimulai dari jam 08.00 sampai dengan Maghrib di hari yang sama juga diselenggarakan festifal Warak dan Jipin Blantenan.

Dugderan is ceremony that signed of fasting day was come; long time ago Dugderan’s an information center of Semarang City Government to inform the Semarang citizens that Ramadhan’s has come. Dugderan was held a day before the fasting mounth, Dugder word is mixed from sound of bedug or dug-dug, sound of the meriam that assumed sound derr.
The activities that including the community market that star a week before Dugderan’s this carnival was followed by a groups of Merah Putih, drum band, a group of traditional uniform of “Bhinneka Tunggal Ika” meriam, Warak Ngendhog. The distinctive feature of this agenda is Warak Ngendhog, it’s an invention animal and the body like goat and gold scales skin dragon head. The visualization of Warak Ngendhog made by from colour papers. This agenda starts from 08.00 AM till sunset, and in the same day also held a Warak Festival and Jipin Blantenan.

Gambang Semarangan

Kesenian ini merupakan perpaduan antara tari dengan diiringi alat musik dari bilah-bilah kayu dan gamelan jawa yang biasa disebut “Gambang”. Muncul pada event-event tertentu misalnya, Festival Dugderan, Festival Jajan Pasar. Gambang Semarang telah ada sejak tahun 1930 dengan bentuk paguyuban yang anggotanya terdiri dari pribumi dan peranakan Cina dengan mengambil tempat pertemuan di gedung pertemuan Bian Hian Tiong di Gang Pinggir. Jenis alat musik yang dipakai adalah kendang, boning, kempul, gong, suling, kecrek, gambang serta alat musik gesek (koghayan/tohyan/biola). Disamping musik ada penari dan penyanyi/vokalis.

This art instrument was mixed from dancing with the instruments from a wood lath and javanesse gamelan called “gambang”. Showed at special events, for examples: Dugderan Festival, Snack Market Festival. This Gambang Semarang is since on the 1930 with Paguyuban group that have a local and chinese personals. And they used Bian Hian Tiong convention center at Gang Pinggir for the ceremony. The instruments are Kendang, Bonang, Kempul, Gong, Flute, Kecrek, gambang also other instruments (koghayan/tohyan/violin). Beside music there’s also dancer and vocalist.

Wayang Orang (Man Puppet)

Semarang memiliki kelompok wayang orang yang terkenal sejak Tahun 70-an. Pada waktu itu setiap malam kelompok ini manggung di Gedung Ngesti Pandowo yang satu kompleks dengan GRIS. Setelah Gedung Ngesti Pandowo diambil alih oleh pemerintah, kelompok wayang orang tersebut berpindah di Gedung Kesenian Ki Narto Sabdo yang berada di Kompleks Taman Budaya Raden Saleh.

Semarang has a group of man puppet that famous since 70th. At that time every night this group was perform in Ngesti Pandowo building that still in one area with GRIS. After Ngesti Pandowo building was taking over by the government, this group move to Ki Narto Sabdo Arts Building which located in Taman Budaya Raden Saleh area.

FOOD

Lumpia

Lumpia terbuat dari rebung yang dibungkus dengan lembaran tepung, bisa disajikan dengan digoreng lebih dahulu atau tanpa digoreng. Lumpia selain berisi rebung dapat diisi dengan daging ayam atau sapi yang dirajang kecil-kecil. Juga disajikan dengan saos. Sebagai oleh-oleh. Makanan yang hanya dapat bertahan selama 1 hari ini, dapat dibeli di sepanjang Jalan Pandanaran, Jalan Pemuda di depan Pasar Raya Sri Ratu atau sepanjang Jalan M.T Haryono.

Lumpia made from bamboo shoot that wrapped with flour, and it’s fried and also without been fried. Beside bamboo shoot Lumpia also can filled with chopped chicken meat or meat. And also can serve with Chili Sauce. As a gift this food only last 1 day, you can get Lumpia in along Pandanaran, Pemuda Street or at MT. Haryono Street.

Wingko Babat

Berasal dari kota Babat, Jawa Timur, makanan yang terbuat dari bahan kelapa dan beras ketan kemudian menjadi makanan khas andalan Semarang. Seiring dengan perkembangan jaman, wingko diberi citarasa yang lebih beraneka ragam seperti coklat, durian, nangka, dan lain-lain. Makanan ini dapat dibeli di pusat jajanan di Jalan Pandanaran, Stasiun Tawang, Stasiun Poncol dan pusat penjualan Wingko Babat di Jalan Cendrawasih.

Wingko Babat comes from Babat City, East Java. Food that made from coconut and sticky rice and it’s become special foods from Semarang. By globalizations time Wingko provide in various flavors like Chocolate, Durian, Jackfruit and etc. this food can be found in Pandanaran Street, Tawang Station, and any Wingko’s shop in Cendrawasih Street.

Tahu Pong

Tahu pong merupakan satu jenis tahu yang bagian luarnya digoreng kering sedang bagian dalamnya berongga. Makanan yang nikmat disantap pada saat panas ini dapat diperoleh di sekitar Jalan Gajah Mada dan Jalan Depok.

Tafu Pong is one of the food that the outside part was fried and hollowed. This delicious food was recommended eat when it’s hot. It’s provides around Gajah Mada and Depok Streets.

TRANSPORTATION

Bus Rapid Trans (BRT) Semarang

Mangkang – Penggaron
Terboyo – Sisemut, Ungaran

Damri

Ngaliyan – Pedurungan
Mangkang – Penggaron
Banyumanik – Johar
Penggaron – Banyumanik

Taxi

New Atlas (024-659 1717 / 024-659 1616)
Blue Bird (024-670 1234)
Kosti Semarang (024-761 3333)
Semarang City/Centris (024-672 3772)
Puri Kencana (024-670 5050)
Express Taxi/Satria (024-746 2555)

Traditional

Becak (Pedi cab)
Andong (Kereta Kuda)